Aku berfikir dan mulai merasakan kembali cinta. Terdengar seperti utopia tapi aku sadari bahwa itu benar adanya.
Terima kasih, kamu yang memberi tanpa pamrih. Terima kasih, kamu yg mengingat tanpa pengingat.
Tuhan ternyata tidak sedang bercanda dalam memberi cintaNya melalui perantara berikutnya untukku. Ya, kamu. Sekali lagi, terima kasih.
Bogor, 20 April 2015
0 komentar:
Posting Komentar