Apa sih yang kita pikirkan tentang musik dan wanita? Apakah keduanya punya suatu hubungan yang spesial? Apa memang ada simbiosis mutualisme diantara keduanya?. Bagaimana jika kita menjadi seorang anak band dan imagenya tidak bisa di lepaskan dari ‘wanita’? Apakah ini kesalahan atau keuntungan?. Melalui tulisan ini, bukan maksud untuk menggurui melaikan sekedar mengungkapkan pendapat semata.
Ingat, ada 3 hal yang dapat menjatuhkan, yakni harta, tahta, dan wanita. Harta, tahta, wanita, yang penting tajir bisa di dapetin semua. Nah, buat ketiga hal yang saya sebutin tadi, harta, tahta, dan wanita memang gak bisa di nafikkan oleh siapa saja. Anak band diatas panggung terlihat professional, ketika sudah turun panggung popularitas tidak bisa di hindari. Dikenal banyak orang, di elu-elukan oleh wanita. Popularitas hanyalah cara untuk memikat cewe dan bukan cuma musisi aja,itu adalah trik para lelaki mulai dari artis sampai pejabat buat dapetin cewe.
[Maaf] Masih ingat dengan kasus video porno nya Ariel?. Dengan ketenaran yang dimilikinya, ia bisa mendapatkan nikmat surga dunia wanita. Ini bukan masalah karya tapi ini masalah life style. Hal itu mungkin salah satu contoh yang bisa kita lihat bagaimana orang berpandangan tentang anak band. Citra negatif sepertinya tidak lepas dari seorang anak band. Meskipun itu hanya dilakukan oleh segelintir orang yang menciderai citra anak band namun dampak yang di timbulkan sangat besar dan secara keseluruhan menyertai anak band juga.
Namun ada hal lain yang bisa kita lihat dari adanya wanita dalam kehidupan bermusik seorang musisi atau yang berprofesi sebagai anak band. Misalnya saja, jadi inspirasi untuk menciptakan lagu. Karena tidak bisa di pungkiri bahwa ada simbiosis mutualisme diantara keduanya. Bersama wanita, cinta diantara dua insan dapat terasa, bersama musik kemesraan itu lebih terasa dan nikmat untuk di senandungkan.
Jadi, main musik dan jadi anak band ini bukan hanya urusan pandai memainkan tune-tune saja tapi juga pandai menjaga sikap. Jadi anak band dan terkenal, secara tidak langsung mempunyai tanggung jawab moral kepada orang-orang yang menyukainya. Terutama untuk para fans yang selalu ada dan mendukung terhadap karya para musisi. Jika musik sudah dimanfaatkan tujuannya untuk sesuatu yang kurang berharga. Please think it twice friends.
Tulisan ini pernah dimuat di SoundUp Magazine, edisi Juli 2011.
Terima Kasih.
Salam,
@iqiezein
0 komentar:
Posting Komentar