Pages

Subscribe:

Labels

Selasa, 09 Agustus 2011

“PAHLAWAN KESIANGAN” NYA ATTACK THE BLOCK

Attack The Block Poster
Setiap orang pasti pernah mengalami rasa takut, kaget, dan hal-hal yang bisa membuat jantung berdegup kencang. Memang, hal tersebut bisa dikatakan sebagai shock theraphy untuk lebih meningkatkan kewaspadaan diri terhadap setiap hal yang ada di sekeliling kehidupan kita. Dalam tulisan ini, saya sebagai blogger yang menghadiri screening film Attack The Block  yang diadakan oleh MT Entertainment akan mencoba me-review film tersebut melalui beberapa pandangan yang dapat saya sampaikan melalui tulisan ini.

Film yang di tulis oleh Joe Cornish ini bergenre action/adventure, Science-Fiction. Sedikit penjelasan mengenai genre Science-Fiction (Sci-Fi). Genre ini berurusan dengan konten khayalan tetapi kurang lebih masuk akal (atau setidaknya nonsupernatural) seperti pengaturan masa depan, ilmu pengetahuan dan teknologi futuristik, perjalanan ruang angkasa, alien, dan kemampuan paranormal. Menjelajahi konsekuensi dari inovasi ilmiah adalah salah satu tujuan dari fiksi ilmiah, sehingga "sastra ide".[1]

Film Attack The Block ini menceritakan tentang 5 sekawan lelaki ABG (Anak Baru Gede) di Selatan kota London, Inggris. Kelima ABG itu diperankan oleh John Boyega sebagai Moses, Alex Esmail sebagai Pest, Franz Drameh sebagai Dennis, Leeon Jones sebagai Jerome, Simon Howard sebagai Biggz, Luke Treadaway sebagai Brewis. Di ceritakan dalam film tersebut kelima ABG secara keseluruhan mengenakan pakaian serba tertutup yakni memakai jaket hoodie dan slayer penutup mulut adalah penguasa blok dekat tempat tinggal mereka. Kelima ABG tersebut bersenjatakan kembang api/petasan dan senjata tajam.

Di awal cerita, film yang di bintangi oleh Jodie Whittaker sebagai Sam yang  berperan sebagai seorang perawat, dalam perjalanan pulang menuju homestay nya, dia mengalami gangguan dari kelima ABG penguasa blok dengan merampok seluruh harta benda milik Sam. Namun, saat tengah merampok, mereka di kejutkan oleh sebuah pantulan cahaya yang menghantam mobil yang ada di dekatnya dan hancur lah seketika mobil tersebut. Tanpa di duga, Moses yang berperan sebagai leader dalam geng blok menghampiri mobil tersebut dan mengalami serangan yang tanpa di duga adalah sesosok makhluk menyerupai kera yang amat sangat menyeramkan dengan gigi yang tajam.

Setelah berhasil melumpuhkan alien tersebut, Moses yang mendapatkan luka di wajahnya, yang seketika sesosok makhluk tidak dikenal menyerang Moses. “Dobby”, ya sesosok makhluk yang menyerupai kera ini akhirnya mati oleh Moses, kemudian kelima sekawan ini berinisiatif membawa Dobby ke kediaman Ron (Nick Frost), seorang pengedar narkoba yang mereka percaya tahu berbagai macam hal. Mereka sepakat bahwa “Dobby” bukan binatang dari bumi dan tidak lama kemudian akhirnya kelompok alien lainnya datang menyusul.

Teror dan ancaman itu pun datang menghampiri gerombolan 5 anak berandalan ABG labil, kedatangan gerombolan alien yang menyerang menjadi sebuah ancaman dan teror yang nyata karena alien tersebut akan menyerang siapa saja yang terlibat di dalam penyerang salah satu anggota kelompok mereka. Geng lelaki ABG labil yang di pimpin oleh Moses ini merasa bertanggung jawab atas kejadian yang menimbulkan kekacauan di kota London bagian selatan terutama di rumah susun tempat dimana ke lima ABG ini tinggal.

Nah, lalu apa jadinya kalau segerombolan alien ini di lawan bukan dengan menggunakan senjata militer pada umumnya. Menarik disimak juga mengenai senjata yang digunakan oleh kelima remaja tanggung ini, biasanya kalau melawan sekumpulan makhluk luar angkasa sebut saja alien dengan senjata-senjata mutakhir masa kini terutama menggunakan kekuatan militer. Lain halnya dengan kelima remaja tanggung ini, petasan, pemukul baseball, dan golok adalah alat-alat yang digunakan untuk melawan alien tersebut.

Selain itu, dari jalan cerita yang di tuangkan oleh Cornish dalam film ini juga berbeda jauh dengan film yang bergenre sama Science Fiction, misalnya saja film Skyline. Ketika menonton film Skyline sampai akhir, film tersebut membuat bingung dan tidak memberikan kesempatan penonton untuk mendalami karakter setiap pemain dan seperti “dipaksa” untuk mengikuti alur cerita yang menjadikan film tersebut kurang enak untuk di tonton.

Dalam film “Attack The Block” ini lebih enak untuk di nikmati karena alur cerita yang cukup jelas dan karakter setiap pemain dapat lebih di mengerti dan jalan ceritanya yang tidak membosankan karena suguhan humor yang segar. Cornish telah berhasil mengeksplorasi lebih dalam lagi dalam penokohan para pemain, mengapa? Karena biasanya dalam sebuah film yang beraroma alien akting yang disuguhkan (terlalu) serius. Namun untuk kelima anak berandalan ini memerankannya dengan “Sersan” (Serius tapi Santai). Santai karena sisi humornya yang segar dapat di nikmati para penonton sehingga meskipun duduk selama 88 menit tidak bosan.

Saya jadi bisa menyimpulkan kalau film “Attack The Block” ini kuat dengan istilah ‘memaksimalkan yang minimal’ karna dalam film ini menurut saya efek visual tidak terlalu gila-gilaan seperti yang ada di film Skyline. Film di buat cukup simpel dan menghibur penonton dengan tingkah laku kekonyolan kelima pemeran utama ABG saja sudah berhasil melarutkan penonton dengan banyolannya apalagi kalau di tambah dengan efek-efek lain yang ciamik. Hmmm. Mari bayangkan.

Kemudian kurang afdol jika menyingkirkan aktor senior seperti Nick Forst, Luke Treadaway dan Jodie Whittaker yang membintangi film ATB ini namun hal menariknya adalah akting kedua aktor senior tersebut, tertutup dengan penampilan yang ciamik para aktor muda yang notabene adalah pendatang baru, diantaranya John Boyega, Alex Esmail, Franz Drameh, Leeon Jones, Simon Howard, Luke Treadaway. Ya, bisa saya bilang kalau film ini layaknya regenerasi para aktor muda. Dan terbukti, akting kelima lelaki ABG ini, sukses membawa penonton menikmati setiap adegan yang dimainkan.

Pesan yang dapat saya ambil dari film Attack The Block ini adalah seperti yang diungkapkan oleh Moses “Apa yang kita mulai, harus kita yang mengakhirinya”. What is the meaning? Film yang berdurasi 88 menit ini menggambarkan kenakalan lelaki ABG labil ini harus mengakhiri sebuah “petualangan”nya dengan caranya sendiri dalam menaklukan serangan makhluk yang mereka sebut alien dari luar angkasa yang menyerang mereka. Dan hal tersebut sangat heroik karena dilakukan sendiri oleh sang pemimpin geng, Moses. Pesan tersebut cukup menyentil karena dari kelima anak remaja tanggung tersebut berhasil menyelesaikan apa yang telah mereka mulai dengan baik sehingga menjadikan salah satu diantara mereka sebagai hero pada akhirnya.

Ya, hero/pahlawan yang muncul pada bagian akhir dan diakui oleh teman-teman sejawatnya, itulah Moses. “Pahlawan Kesiangan” kah dia? Definsi “Pahlawan Kesiangan” menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Pahlawan kesiangan: 1. orang yang baru mau bekerja (berjuang) setelah peperangan (masa sulit) berakhir, 2. orang yang ketika masa perjuangan tidak melakukan apa-apa, tetapi setelah peperangan selesai menyatakan diri pejuang. Jelas kan?

Lewat istilah ”Pahlawan Kesiangan” ini saya mencoba mengartikannya sendiri melalui tulisan ini. Istilah tersebut memang identik dengan konotasi negatif tapi setelah melihat film ini, saya berpikir, apa salahnya jika Moses itu adalah ”Pahlawan Kesiangan”nya ”Attack The Block” tapi mari sejenak kita artikan itu sebagai konotasi positif. Moses dan ke empat teman ABGnya yang memulai adanya ancaman nyata ini, mencari solusi terbaik agar serangan alien yang datang ke blok rumah susun mereka itu dapat di akhiri, dan pada akhirnya kenekatan seorang Moses, ia pun mempertaruhkan nyawanya demi memulihkan keadaan seperti semula. Berhasilkah?

Bagian akhir film ”Attack The Block” ini yang membuat saya berpikir bahwa istilah ”Pahlawan Kesiangan” sepertinya cocok disematkan buat Moses lewat aksi heroiknya untuk membasmi para ”Dobby” yang menyerang. Dielu-elukan oleh teman dan para tetangga rumah susun di kota London bagian selatan, dia-lah Moses Sang ”Pahlawan Kesiangan”.

Salam,
Rizky Muhammad Zein.


[1] Dikutip dari http://en.wikipedia.org/wiki/Science_fiction tanggal 06 Juli 2011.